Site icon REFLEK-IF

Pembelajaran Mendalam di Sekolah Tidak Akan Tinggalkan Perpustakaan

Pembelajaran Mendalam di Perpustakaan Sekolah

Pembelajaran Mendalam di Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan  sekolah tidak boleh lagi terpinggirkan dari pembelajaran mendalam. Komitmen ini ditegaskan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Analisis Kebutuhan Pembelajaran Mendalam Berbasis Perpustakaan\”.FGD ini diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional RI melalui P3SMPT, bekerja sama dengan BLPT–Pusdatin Kemendikdasmen. Kegiatan berlangsung di Gedung Perpusnas, Salemba, Jakarta, pada 19 Mei 2025.

Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) yang diusung Mendikdasmen Prof. Abdul Mu\’ti sejak awal 2025 menjadi dasar penguatan peran perpustakaan. Pendekatan ini menekankan suasana belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Selain itu, peserta didik didorong untuk memahami serta menerapkan pengetahuan secara kontekstual.

FGD ini melibatkan sembilan responden dari kalangan kepala sekolah, guru, dan pustakawan. Dua narasumber turut hadir: Dr. Uwes Anis Chaeruman dari Universitas Negeri Jakarta dan Muhamad Ihsanudin, Kepala Perpustakaan MAN Insan Cendekia Serpong. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian survei dan analisis lintas instansi yang telah berlangsung sejak awal tahun.

Sekolah dan Perpustakaan: Sinergi untuk Pembelajaran Mendalam

Koordinator kegiatan, Arliana Wijayanti, menjelaskan bahwa tujuan FGD ini adalah memperkuat sinergi antara Perpusnas dan Kemendikdasmen. Sinergi ini melibatkan sejumlah pihak: Pusdatin, Ditjen GTK, dan Ditjen PDM.

“Integrasi teknologi digital menjadi langkah strategis,” ungkap Arliana. Ia menyebut katalog daring, pemantauan aktivitas membaca, dan platform pembelajaran adaptif sebagai prioritas. Lebih jauh, ia menekankan pentingnya menjadikan perpustakaan sebagai pusat literasi komunitas, yang inklusif bagi siswa, guru, orang tua, dan masyarakat sekitar. Pengembangan model pembelajaran pun harus disesuaikan dengan kondisi faktual perpustakaan di lapangan.

Taufiq A. Gani, Kepala P3SMPT Perpusnas RI, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan strategis antara Kepala Perpusnas dan Dirjen PDM Kemendikdasmen. Dalam pertemuan tersebut, disepakati pentingnya memperkuat tata kelola perpustakaan secara menyeluruh, dari aspek perencanaan hingga evaluasi.

“Selama ini, perpustakaan sekolah sering kali tertinggal dalam ekosistem sekolah. Kita perlu keberpihakan sistemik agar perpustakaan tidak lagi menjadi ruang yang terabaikan,” tegas Taufiq.

Dukungan penuh disampaikan Kepala BPLPT – Pusdatin Kemendikdasmen, Wibowo Mukti. Ia mengungkapkan bahwa perpustakaan telah didesain sebagai komponen strategis dalam Rumah Pendidikan, platform digital terpadu yang sedang dikembangkan Kemendikdasmen.

Penguatan Perpustakaan Sekolah

Pandangan serupa datang dari para narasumber. Uwes Anis menggarisbawahi bahwa perpustakaan akan selalu relevan selama kontennya digital, kontekstual, dan mudah diakses. Ia bahkan menganalogikan sekolah sebagai mall pendidikan dan perpustakaan sebagai tenant utama penyedia informasi.

Sementara itu, Muhamad Ihsanudin menekankan bahwa strategi pengajaran menjadi kunci hidup-matinya perpustakaan. Ia menyarankan penerapan pembelajaran berbasis proyek, masalah, dan inquiry sebagai cara efektif untuk menghidupkan kembali peran perpustakaan di sekolah.

FGD ini dirancang sebagai bagian dari proses berbasis data yang komprehensif—bermula dari angket, dilanjutkan dengan wawancara, dan diperdalam melalui diskusi. Hasilnya akan dirumuskan sebagai dasar kebijakan bersama antara Perpusnas dan Kemendikdasmen. Dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis bukti, Perpusnas berharap perpustakaan sekolah dan madrasah dapat bertransformasi menjadi pusat pembelajaran aktif yang menyatu dengan denyut kehidupan akademik, bukan sekadar tempat menyimpan koleksi.

Author: Taufiq A Gani

Taufiq A Gani adalah penulis, peneliti, dan birokrat yang fokus pada isu-isu strategis seperti ketahanan siber, demokrasi pengetahuan, dan reformasi birokrasi digital. Ia meraih gelar Ph.D. di bidang Ilmu Komputer, dan telah mengikuti program kepemimpinan nasional strategis di LAN RI dan Lemhannas RI. Selain itu, ia memiliki kompetensi dan sertifikasi di bidang penjaminan mutu, keamanan informasi, serta penulisan dan penyuntingan karya ilmiah. Dengan pengalaman panjang di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Taufiq terlibat aktif dalam pengembangan kebijakan transformasi kelembagaan dan penguatan ekosistem pengetahuan nasional. Sebagai pendiri dan editor reflek-if.id, ia menjadikan media ini sebagai ruang reflektif dan refleksif untuk menafsirkan peristiwa, membangun gagasan strategis, dan menyuarakan arah kebijakan publik dengan tajam, jernih, dan bertanggung jawab.

Exit mobile version