Pustakawan Sebagai Kurator PengetahuanPustakawan Sebagai Kurator Pengetahuan

Di era digital, pustakawan tak sekadar penjaga buku, tapi kurator ilmu pengetahuan yang menghubungkan masyarakat dengan informasi berkualitas. Simak peran strategis mereka dalam artikel Kumparan in


Pustakawan dan Disruption

Pustakawan awalnya diperkirakan akan alami disruption hebat di tengah ledakan internet. Banyak yang mengira profesi ini akan kehilangan relevansi dan keberadaannya di era serba algoritma  ini. Nyatanya, yang berubah bukan keberadaan pustakawan, melainkan perannya—dari penjaga rak menjadi kurator ilmu pengetahuan  dan pembentuk kesadaran publik.

\"\"

Transformasi Perpustakaan

Saya memiliki catatan sebagai refleksi atas peran dan transformasi perpustakaan, tempat saya bekerja sejak tahun 1994.

Transformasi ini telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade. Pernah saat terjadinya ledakan penggunaan Internet di akhir tahun 1990-an, banyak orang beranggapan peran perpustakaan yang berstereotipe gudang buku akan segera berakhir. Para pemustaka tidak perlu lagi ke perpustakaan untuk mendapatkan bahan bacaan, pertumbuhan buku elektronik sangat cepat, demikian juga dengan majalah, surat kabar, peta, kamus dan bahan pustaka lainnya semuanya sudah berubah ke dalam format digital dan online.

Perubahan ini tidak hanya berdampak pada media akses, tetapi juga pada sistem klasifikasi yang menjadi fondasi kerja pustakawan.

Kode klasifikasi dulu jadi hal yang wajib dikuasai oleh para pustakawan dan pemustaka supaya cepat dalam pengklasifikasian dan penemuan kembali buku di rak, kini menjadi semakin tidak relevan lagi.

Hal ini terjadi karena buku tidak lagi disimpan secara fisik di rak, melainkan dalam layanan penyimpanan daring berbasis internet—cloud. Temu kembalinya tidak perlu mengetahui apa kode klasifikasinya, tapi cukup memberikan kata kunci dalam bahasa natural ke dalam sistem perpustakaan. Kecerdasan buatan akan sangat mudah dalam melakukannya.

Algoritma Mengambil Alih

Ilustrasi diatas memperlihatkan bahwa tidak semua tugas teknis pustakawan masih relevan di era digital. Algoritma kini mengambil alih banyak fungsi yang dulu dilakukan secara manual.

Sebenarnya yang terjadi adalah banyak peran pustakawan, yang sebenarnya terkategorikan low level kini terotomisasi atau terdigitalisasi. Peran pustakawan sekarang naik level ke yang lebih strategis, sebagai fasilitator literasi digital dan kurator pengetahuan yang lebih bermakna.Tapi strategi ini tidak bisa berdiri sendiri. Ketahanan geoekonomi digital butuh fondasi keamanan siber yang kokoh. Serangan terkoordinasi bisa melumpuhkan rantai pasok dan meruntuhkan kepercayaan publik.

Pustakawan Sebagai Kurator Ilmu Pengetahuan

Kurator dalam KBBI diartikan sebagai orang yang mengelola atau mengawasi sesuatu yang berkaitan dengan koleksi museum, perpustakaan, dan lain-lain. Namun pengertian dari KBBI ini terkesan pustakawan adalah petugas administratif, dengan nilai strategis yang sangat kurang.

Pustakawan sebagai kurator ilmu pengetahuan adalah syarat mutlak untuk mewujudkan visi “Perpustakaan Hadir demi Martabat Bangsa”. Di tengah banjir informasi dan algoritma yang netral tanpa nurani, pustakawan memegang peran strategis dalam menyaring, menata, dan menyuarakan pengetahuan yang membangun identitas serta harga diri bangsa..

Di balik sistem yang terus berkembang—Indonesia One Search, Katalog Induk Nasional, iPusnas, dan lisensi buku digital dari penerbit luar negeri—tersimpan kerja panjang dan serius Perpustakaan Nasional dalam membangun infrastruktur koleksi.

\"\"

Tetapi sebagai pustakawan yang telah menjalani perjalanan ini dari era katalog manual hingga ekosistem digital, saya terdorong untuk bertanya: apakah koleksi yang terus bertambah itu telah benar-benar membentuk martabat bangsa sebagaimana tersirat dalam Visi Perpustakaan Nasional?

Martabat bukan sekadar soal kuantitas koleksi atau kecanggihan aplikasi. Martabat terletak pada bagaimana pengetahuan dikelola, disajikan, dan dimaknai oleh publik. Di sinilah letak peran pustakawan sebagai kurator pengetahuan—bukan hanya penjaga rak digital, tetapi penjaga arah berpikir bangsa sehingga tujuan nasional bangsa Indonesia dapat terwujudkan.

Kurator Wujud Dari Transformasi

Bagi saya, “kurator ilmu pengetahuan” bukan sekadar istilah baru, melainkan representasi dari transformasi peran pustakawan masa kini. Mereka tidak lagi hanya mengelola koleksi, tetapi juga menyeleksi informasi yang bermutu, menyusun narasi tematik, dan menjaga relevansi serta konteks di tengah derasnya arus informasi digital.

Transformasi digital bukanlah akhir dari profesi pustakawan, melainkan awal dari peran baru yang lebih bermakna. Ketika algoritma menggantikan kerja-kerja teknis, manusia tetap dibutuhkan untuk memberi arah, nilai, dan kebijaksanaan.

Pustakawan sebagai kurator ilmu pengetahuan bukan hanya menjawab tantangan zaman, tetapi juga menjaga agar bangsa ini tetap memiliki daya pikir yang merdeka di tengah arus informasi yang kian menggulung kesadaran.


Taufiq A Gani
Author: Taufiq A Gani

Taufiq A Gani adalah penulis, peneliti, dan birokrat yang fokus pada isu-isu strategis seperti ketahanan siber, demokrasi pengetahuan, dan reformasi birokrasi digital. Ia meraih gelar Ph.D. di bidang Ilmu Komputer, dan telah mengikuti program kepemimpinan nasional strategis di LAN RI dan Lemhannas RI. Selain itu, ia memiliki kompetensi dan sertifikasi di bidang penjaminan mutu, keamanan informasi, serta penulisan dan penyuntingan karya ilmiah. Dengan pengalaman panjang di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Taufiq terlibat aktif dalam pengembangan kebijakan transformasi kelembagaan dan penguatan ekosistem pengetahuan nasional. Sebagai pendiri dan editor reflek-if.id, ia menjadikan media ini sebagai ruang reflektif dan refleksif untuk menafsirkan peristiwa, membangun gagasan strategis, dan menyuarakan arah kebijakan publik dengan tajam, jernih, dan bertanggung jawab.

One thought on “Pustakawan Sebagai Kurator Pengetahuan”
  1. Pustakawan sekarang harusnya lebih mobile, mengingat kurang nya pemahaman literasi di zaman sekarang..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *