Sampul buku Impikan dan Lakukan karya Taufiq A. Gani, menampilkan ilustrasi wajah penulis dengan latar warna pastel.Sampul buku Impikan dan Lakukan: Sebuah Kisah Hidup Taufiq A. Gani — kisah inspiratif perjalanan hidup penulis dari Aceh hingga menorehkan karya di tingkat nasional.

Impikan dan Lakukan: Sebuah Kisah Hidup Taufiq A. Gani karya Taufiq A. Gani adalah catatan penuh semangat tentang perjalanan hidup penulis dari Aceh hingga memberikan sumbangan di dunia perpustakaan dan membaca nasional. Buku setebal 222 halaman ini menceritakan bagaimana tekad, kerja keras, dan keberanian meraih mimpi dapat mengatasi batasan. Semua itu berubah menjadi hasil yang bermanfaat bagi banyak orang.

Lebih dari sekadar kisah hidup, buku ini mengajak pembaca untuk mengambil pelajaran berharga tentang pentingnya ketekunan, inovasi, dan semangat berbagi. Buku ini dapat diakses gratis melalui Google Books. Karya ini cocok dibaca siapa saja yang ingin terinspirasi untuk mewujudkan impian dengan aksi nyata.

Akar Kemandirian dari Banda Aceh

Kisah penuh semangat dalam Impikan dan Lakukan dimulai di Lampineung, Banda Aceh, pada 1970-an. Tumbuh dalam keluarga sederhana, Taufiq A. Gani dibesarkan oleh ayah yang bekerja sebagai auditor dan ibu yang penuh kasih. Kedua orang tuanya menanamkan nilai disiplin, kemandirian, dan tanggung jawab sejak kecil. Di rumah, Taufiq sudah terbiasa mencuci piring, menyiapkan perlengkapan sekolah, dan mengaji di masjid.

Kisah masa kecilnya sarat nilai. Bermain di sekitar pendopo pejabat, berebut koran pagi dengan kakak, hingga gemar mendengarkan kuis di radiomenunjukkan betapa rasa ingin tahunya sudah tumbuh sejak dini. Nilai-nilai ini membangun pondasi keberanian menghadapi tantangan di kemudian hari.

Kakaknya, Ir. Rasmalia, mengisahkan bagaimana Taufiq selalu beradu argumen, haus membaca, dan gemar berdebat soal apa pun yang mengasah logikanya, namun selalu peduli pada keluarga.

Merantau ke Surabaya: Adaptasi dan Ketangguhan

Keputusan berangkat ke ITS Surabaya menjadi tonggak besar bagi Taufiq. Di masa itu, kuliah di luar Aceh adalah kemewahan yang hanya sedikit anak daerah dapatkan. Tantangan menanti: keterbatasan teknologi, kesulitan adaptasi budaya, dan tekanan akademik. Komputer masih langka, memaksanya antre lama di pusat komputer kampus. Bahasa Jawa yang asing membuatnya harus cepat belajar menyesuaikan diri agar tidak terpinggirkan.

Namun semua kesulitan justru menjadi ladang pembelajaran. Taufiq bekerja paruh waktu di perusahaan IT Surabaya. Ia menggarap proyek sistem kontrol stok di pabrik cokelat, hingga mendesain sistem akademik kampus swasta. Kesibukan kuliah dan kerja ini menempanya menjadi pribadi yang tangguh, mengasah manajemen waktu, dan menumbuhkan kemandirian finansial.

Labibah Zain, sahabat yang kemudian aktif bersamanya di Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (FKP2TN), mengagumi ketangguhan Taufiq sebagai fast learner yang menguasai dunia perpustakaan, meski bukan bidang keilmuannya. Dalam waktu singkat, ia menancapkan pengaruh sebagai inovator literasi digital di Aceh.

Membawa Perubahan di Aceh: Dari Perpustakaan ke Internet

Selepas wisuda, Taufiq kembali ke Banda Aceh. Penempatan di UPT Perpustakaan Universitas Syiah Kuala pada awalnya terasa seperti “buangan”. Namun, justru di situlah ia menemukan panggilan pengabdian. Ia langsung bergerak: merancang sistem automasi perpustakaan, memperkenalkan barcode untuk katalog, dan membuat aplikasi UILIS (Unsyiah Integrated Library Information System) yang menjadi pionir automasi di Indonesia.

Visinya tidak hanya berhenti pada teknologi, tetapi juga transformasi layanan. Pada 1996, Taufiq menggelar pelatihan internet pertama di Universitas Syiah Kuala, mengundang dosen-dosen senior untuk mengenal internet—saat itu masih barang mewah di kampus.

Charlis Siana Rosita menegaskan Taufiq membawa perubahan revolusioner, menjadikan perpustakaan Unsyiah trendsetter layanan modern dengan OPAC, layanan mandiri RFID, hingga penerapan sistem ETD (Electronic Theses and Dissertation) yang langka di Indonesia pada awal 2000-an.

Tak hanya teknologi, ia membangun suasana kerja partisipatif, melibatkan mahasiswa sebagai volunteer shelving, menggelar Relax and Easy yang menampilkan bakat seni mahasiswa di perpustakaan, hingga mendirikan UKM Literasi yang kemudian menjadi model nasional.

Pelajaran Hidup dan Kesaksian Orang Terdekat

Keluarga


Perjalanan ini menegaskan satu hal: mimpi hanya berarti jika diwujudkan lewat aksi nyata. Dari Banda Aceh, Surabaya, hingga Malaysia saat studi S-2, Taufiq membuktikan tantangan adalah peluang untuk tumbuh.

Istrinya, Nurmaulidar, menuturkan betapa Taufiq selalu gelisah jika tidak ada hal baru yang bisa ia kerjakan. Ia senang membangun sesuatu dari nol, tak kenal waktu, dan selalu berusaha mewujudkan ide secepat mungkin.

Kakaknya, Ir. Rasmalina, melihat sejak kecil Taufiq punya tekad keras, mandiri, dan tak segan menyuarakan kebenaran meski harus menghadapi risiko.

Teman dan Staf

Putri Wahyuni, kolega di USK, menyebut Taufiq pemimpin yang tak membeda-bedakan senior-junior, mendengar masukan, dan sigap mengeksekusi ide yang baik.

Dr. Zurnila Marli menggambarkan Taufiq sebagai pribadi egaliter yang tidak pernah segan mengakui ide orang lain, terbuka pada masukan, dan selalu berbasis data.

Charlis Siana menegaskan Taufiq mengangkat perpustakaan Unsyiah dari citra konvensional menjadi model layanan modern di Asia Tenggara.

Badratun Nafis mencatat kepemimpinan transformasionalnya membawa perpustakaan meraih akreditasi A, ISO, hingga SNI Award.

Huriyah menambahkan bagaimana Taufiq memperjuangkan kesejahteraan staf kontrak, memberi pelatihan, kesempatan berkembang, dan penghargaan berbasis kinerja.

Zikra, dosen UIN, menilai Taufiq tak hanya mendukung ide, tetapi menggandeng siapa saja untuk kolaborasi lintas institusi.

Nelly Arifyani dari Springer menilai Taufiq mampu mengubah perpustakaan yang awalnya hanya “tempat buangan” menjadi kebanggaan universitas dengan inovasi dan passion yang konsisten.

Dr. Sofia menggambarkan bagaimana Taufiq menghidupkan perpustakaan sebagai ruang kreativitas, mendesain program yang membangkitkan minat mahasiswa, hingga membawa perpustakaan menjadi rujukan nasional dan regional.

Rira Zahara, volunteer, menyebut Taufiq bukan sekadar pemimpin, tetapi motivator yang membuat mahasiswa berani berkontribusi, terlibat aktif, hingga membawa perpustakaan meraih akreditasi A, ISO, dan penghargaan nasional.

Cut Septya Mauliza, Ketua DPM Unsyiah, memuji suasana baru perpustakaan di bawah kepemimpinan Taufiq: fasilitas parkir yang aman, layanan digital ETD untuk mahasiswa skripsi, hingga ruang baca yang nyaman dengan akses wifi, kantin, dan layanan publik yang memuaskan—semuanya berdampak nyata pada kualitas belajar mahasiswa.

Lebih Dari Kisah Hidup

Impikan dan Lakukan bukan hanya kisah sukses seorang anak Aceh, tetapi cermin tentang bagaimana impian, kerja keras, ketekunan, dan kemauan terus belajar bisa membawa perubahan besar bagi diri sendiri, institusi, dan masyarakat. Dari masa kecil yang sederhana hingga mengantar perpustakaan meraih reputasi nasional dan Asia Tenggara, Taufiq menunjukkan satu kebenaran: tantangan bukan untuk ditakuti, tetapi dijadikan tangga meraih prestasi.

Taufiq A Gani
Author: Taufiq A Gani

Taufiq A Gani adalah penulis, peneliti, dan birokrat yang fokus pada isu-isu strategis seperti ketahanan siber, demokrasi pengetahuan, dan reformasi birokrasi digital. Ia meraih gelar Ph.D. di bidang Ilmu Komputer, dan telah mengikuti program kepemimpinan nasional strategis di LAN RI dan Lemhannas RI. Selain itu, ia memiliki kompetensi dan sertifikasi di bidang penjaminan mutu, keamanan informasi, serta penulisan dan penyuntingan karya ilmiah. Dengan pengalaman panjang di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Taufiq terlibat aktif dalam pengembangan kebijakan transformasi kelembagaan dan penguatan ekosistem pengetahuan nasional. Sebagai pendiri dan editor reflek-if.id, ia menjadikan media ini sebagai ruang reflektif dan refleksif untuk menafsirkan peristiwa, membangun gagasan strategis, dan menyuarakan arah kebijakan publik dengan tajam, jernih, dan bertanggung jawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *