operasi Desa Merah Putih sebagai strategi geoekonomi nasional, suasana desa dengan kegiatan koperasi digital untuk ketahanan ekonomi rakyatSuasana koperasi desa dengan transaksi digital di Koperasi Desa Merah Putih, mengonsolidasikan potensi ekonomi rakyat demi ketahanan nasional.

Pemerintah akan segera meluncurkan program Koperasi Desa Merah Putih. Sementara itu dalam dua dua artikel sebelum ini, yaitu Merespons Eskalasi Geoekonomi Digital dan UMKM dan Geoekonomi: Rekonstruksi Kekuatan Ekonomi dari Akar, saya menyorot pentingnya UMKM memperkuat ekonomi rakyat di tengah ketidakpastian global.

Koperasi dan UMKM (yang nonkoperasi) keduanya memiliki peran penting dalam ketahanan ekonomi nasional. Tapi Pemerintahan Prabowo-Gibran saat ini sedang mengusung pendirian Koperasi Desa Merah Putih di seluruh tanah air. Program ini dapat kita lihat sebagai perjalanan penguatan ketahanan ekonomi rakyat.

Di sinilah pentingnya koperasi: wadah yang mampu menggabungkan kekuatan ekonomi rakyat agar tidak mudah dikalahkan pemain besar. Dengan konsolidasi yang baik, koperasi bisa menjadi penopang ekonomi desa. Lebih dari itu koperasi juga sekaligus meningkatkan posisi tawar pelaku usaha di tingkat nasional, bahkan internasional.

Dengan pengelolaan yang transparan dan partisiptif, koperasi ini bisa menjadi jawaban untuk membawa ekonomi rakyat naik kelas. Ini bukan hanya soal angka-angka, tetapi soal membangun kemandirian dan martabat masyarakat desa.

Koperasi Merah Putih sebagai Strategi Ketahanan Nasional

Posisi tawar ini dapat terwujud jika 80-ribuan Koperasi Merah Putih yang akan diluncurkan ini muncul bukan sebagai koperasi konvensional. Walaupun basisnya tetap pada anggota dan prinsip kerakyatan, koperasi tersebut diharapkan tampil demokratis dengan manajemen modern yang mengadopsi teknologi informasi.

Pemerintah memiliki tugas pembinaan terutama dalam pengadopsian manajemen dan teknologi di atas. Apa lagi pemerintah memiliki pengalaman dalam pencapaian target digitalisasi UMKM di tahun 2024 lalu. Pengalaman baik ini diharapkan dapat diaplikasikan dan disempurnakan lagi dalam program Koperasi Merah Putih ini. Salah satu pendekatan dalam pengadopsian teknologi informasi ini, dapat dibaca di artikel Digitalisasi UMKM: Berhenti Berpikir Keras, Mulai Linking Smart (Kumparan, 25 Maret 2025).

Dengan Linking Smart, pemanfaatan teknologi digital diatas dalam transformasi koperasi harus segera dijalankan. Koperasi diharapkan mampu menghubungkan dirinya ke berbagai sumber daya yang ada. Di lain sisi, kemampuan menghubungkan ini akan memudahkan pemerintah dalam membentuk ekosistem perekonomian berbasis koperasi. Dengan ekosistem ini, koperasi akan menjadi lebih berperan dalam mewujudkan ketahanan ekonomi nasional yang tangguh.

Dengan cara ini, koperasi bukan hanya agregator, tetapi eskalator strategis yang mengangkat potensi ekonomi akar rumput menjadi blok kolektif yang terhubung dengan ekosistem pasar, logistik, dan kebijakan negara. Pertanyaan mendasar pun kemudian muncul: bagaimana potensi besar di tingkat desa ini bisa di-build-up ke atas agar memberi kontribusi nyata bagi ketahanan ekonomi nasional?

Pandangan ini sejalan dengan pernyataan ekonom peraih Nobel, Prof. Joseph E. Stiglitz, yang dalam pidatonya di International Summit of Cooperatives 2016 menegaskan:

There is going to be volatility, and co-ops are better able to manage risks than the private sector… We should learn from co-ops. If we do, we can reshape our economy, reshape globalisation and who we and our children are.

Pernyataan ini menegaskan bahwa koperasi adalah sarana efektif menghadapi ketidakpastian global—esensi dari strategi geoekonomi. Selaras dengan itu, Rekomendasi ILO No. 193 menegaskan bahwa koperasi harus difasilitasi negara. Maksudnya koperasi harus dapat mengonsolidasikan potensi rakyat, menciptakan lapangan kerja, memperkuat posisi tawar. Yang lebih penting lagi adalah memastikan pembangunan inklusif yang berkelanjutan harus dapat dikonolidasikan

Kekuatan Kolektif Koperasi

Edward N. Luttwak dalam artikelnya From Geopolitics to Geo-Economics: Logic of Conflict, Grammar of Commerce menjelaskan tentang geoekonomi. Beliau menekankan penggunaan instrumen ekonomi sebagai kelanjutan logika konflik, menggantikan alat militer dalam upaya mengamankan kepentingan nasional.

Sementara itu, Statement on the Co-operative Identity dari International Co-operative Alliance (ICA) menegaskan bahwa koperasi modern adalah organisasi ekonomi berbasis demokrasi, akuntabilitas, dan kepemilikan anggota. Dalam praktik kontemporer, penguatan koperasi melalui teknologi digital menjadi kebutuhan strategis agar koperasi mampu beradaptasi dengan dinamika ekonomi global.

Kedua pemikiran ini menunjukkan bahwa penguatan Koperasi Merah Putih di desa memiliki potensi strategis untuk meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam geoekonomi global. Oleh karena itu koperasi harus didorong untuk menguasai jalur pasok, sumber daya, dan arus perdagangan sebagai instrumen negara. Penguasaan ini akan menciptakan ketangguhan ketahanan nasional bidang ekonomi. Kita ketahui, ketahanan nasional tidak hanya bergantung pada stabilitas politik atau kekuatan militer, tetapi juga pada kemampuan mengelola ekonomi secara strategis melalui kekuatan kolektif rakyat seperti koperasi

Capaian dan Tantangan Koperasi Merah Putih

Program Koperasi Merah Putih menargetkan pembentukan 80.000 koperasi aktif di seluruh desa Indonesia, dengan capaian 63.000 koperasi hingga pertengahan 2025. Digitalisasi melalui Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum RI, telah memangkas proses legalisasi koperasi dari berminggu-minggu menjadi hanya beberapa hari. Ini merupakan capaian penting yang mempercepat modernisasi kelembagaan koperasi.

Namun, keberhasilan kuantitatif ini menyimpan potensi masalah serius: lemahnya pengawasan keuangan, rendahnya kapasitas manajerial pengurus, hingga risiko moral hazard akibat ketiadaan sistem transparansi. Meskipun teknologi Enterprise Resource Planning (ERP) dapat menjadi alat akuntabilitas, tanpa integritas, ERP hanya akan menjadi etalase yang menutupi praktik curang.

Digitalisasi Koperasi untuk Ketahanan Ekonomi

Digitalisasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mendesak agar koperasi tidak tertinggal dalam persaingan global. Dengan demikian terciptalah efisiensi, transparansi, dan kekuatan data yang menjadi dasar daya saing. Tanpa digitalisasi, koperasi akan terisolasi dari ekosistem pajak, logistik, dan pasar modern.

Digitalisasi koperasi memiliki peran strategis dalam menciptakan rantai terpadu. Ia menyatukan ribuan koperasi ke dalam satu ekosistem ekonomi nasional yang solid. Ekosistem digital ini memungkinkan koperasi berbagi data pasar secara real-time, mengonsolidasikan produksi kolektif. Dengan cara ini, koperasi memperkuat posisi tawar bersama dalam rantai pasok nasional dan internasional. Selanjutanya pemerintah mendapat kemudahan dalam menyusun kebijakan berbasis data yang mencerminkan kondisi riil ekonomi rakyat.

Arah kebijakan pemerintah saat ini menunjukkan komitmen konkret untuk membangun ekosistem digital koperasi. Kementerian Koperasi dan UKM tengah menyiapkan regulasi pertukaran data koperasi secara elektronik. Hal ini penting untuk membangun sistem yang aman dan terintegrasi secara nasional (baca laporan wartakoperasi.net).

Selain itu, IDXCOOP Ecosystem telah diluncurkan untuk menghubungkan koperasi dengan penyedia teknologi digital, mendorong integrasi layanan logistik, ERP, dan marketplace. Program Koperasi Digital Indonesia juga telah mengonversi lebih dari 30.000 koperasi ke sistem digital. Ruang lingkupnya termasuk penerapan akuntansi elektronik, legalitas online, dan manajemen anggota berbasis teknologi. Sementara itu, kerja sama antara Kementerian Koperasi dan PANDI menghadirkan domain khusus “.kop.id”. Domain ini akan memperkuat identitas digital koperasi, meningkatkan kepercayaan publik, dan mendukung akses platform digital koperasi.

Koperasi dan Geoekonomi

Dengan upaya digitalisasi yang diarahkan pada integrasi nasional ini, koperasi dapat bertransformasi menjadi blok ekonomi kolektif. Sehingga koperasi tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga bersaing di kancah geoekonomi global. Koperasi yang terkoneksi digital akan menjadi aktor strategis. Ia akan sanggup merespons fluktuasi harga global, mengoptimalkan produksi lokal, serta memperkuat ketahanan ekonomi nasional dari bawah ke atas.

Di sisi lain, literasi digital saja tidak cukup. Pengurus koperasi juga harus memahami literasi geoekonomi. Paling tidak sadar bahwa dinamika geopolitik global berdampak langsung pada harga bahan baku, permintaan pasar, hingga strategi bisnis koperasi. Literasi geoekonomi akan membantu pengurus koperasi membuat keputusan yang tanggap terhadap fluktuasi global, bukan hanya terpaku pada dinamika pasar lokal.

Koperasi Desa Merah Putih sebagai Blok Ekonomi Nasional

Koperasi Merah Putih bukan hanya program pembangunan ekonomi. Ia melainkan senjata geoekonomi yang akan memastikan kedaulatan ekonomi Indonesia berdiri tegak menghadapi ketidakpastian global. Momentum Hari Koperasi Nasional harus menjadi titik balik. Koperasi desa harus membentuk ribuan simpul ekonomi rakyat. Simpul ini terhubung menjadi blok kolektif besar—sebuah jaringan koperasi solid yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dari bawah ke atas.

Dengan koperasi yang terkoneksi digital, Indonesia tidak lagi sekadar pasar konsumsi. Indonesia menjadi kekuatan produksi yang tangguh dengan fondasi ekonomi rakyat yang berdaya saing, terintegrasi, dan berdaulat.

Taufiq A Gani
Author: Taufiq A Gani

Taufiq A Gani adalah penulis, peneliti, dan birokrat yang fokus pada isu-isu strategis seperti ketahanan siber, demokrasi pengetahuan, dan reformasi birokrasi digital. Ia meraih gelar Ph.D. di bidang Ilmu Komputer, dan telah mengikuti program kepemimpinan nasional strategis di LAN RI dan Lemhannas RI. Selain itu, ia memiliki kompetensi dan sertifikasi di bidang penjaminan mutu, keamanan informasi, serta penulisan dan penyuntingan karya ilmiah. Dengan pengalaman panjang di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Taufiq terlibat aktif dalam pengembangan kebijakan transformasi kelembagaan dan penguatan ekosistem pengetahuan nasional. Sebagai pendiri dan editor reflek-if.id, ia menjadikan media ini sebagai ruang reflektif dan refleksif untuk menafsirkan peristiwa, membangun gagasan strategis, dan menyuarakan arah kebijakan publik dengan tajam, jernih, dan bertanggung jawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *